Di tahun 2025, lanskap gaya hidup modern menyaksikan pergeseran seismik dari materialisme yang mencolok menuju filosofi yang lebih dalam dan introspektif: low-desire living atau gaya hidup rendah keinginan. Tren ini, yang semakin populer di kalangan generasi muda, melampaui minimalisme tradisional yang hanya berfokus pada pengurangan barang. Ini adalah tentang secara sadar memilih kesederhanaan, ketenangan, dan hubungan yang lebih dalam dengan alam, yang secara fundamental mengubah cara kita merancang dan menghuni ruang hidup kita.
Melampaui Minimalisme: Filosofi ‘Low-Desire Living’
Minimalisme telah menjadi tren selama bertahun-tahun, tetapi di tahun 2025, evolusinya menjadi low-desire living menandai perubahan yang lebih mendalam. Jika minimalisme adalah tentang memiliki lebih sedikit, maka low-desire living adalah tentang menginginkan lebih sedikit. Ini adalah pendekatan proaktif untuk menemukan kepuasan dari dalam, bukan dari kepemilikan eksternal. Gerakan ini mendapatkan momentum sebagai penangkal budaya konsumerisme yang tak henti-hentinya dan kelelahan digital yang merajalela.
Generasi muda di negara maju dan berkembang semakin banyak yang mengadopsi gaya hidup ini, menolak tekanan untuk terus-menerus mengejar tren terbaru. Mereka mencari kebebasan dari kekacauan, baik fisik maupun mental, dan menemukan kejelasan serta tujuan dalam kesederhanaan. Ini bukan tentang pengorbanan, melainkan tentang pembebasan pembebasan dari siklus keinginan yang tak pernah berakhir dan fokus pada apa yang benar-benar penting: pengalaman, hubungan, dan kesejahteraan pribadi.
Ruang Hidup sebagai Cerminan Ketenangan Batin
Pergeseran filosofis ini secara langsung tercermin dalam tren desain interior tahun 2025. Rumah tidak lagi dilihat sebagai panggung untuk memamerkan kekayaan, melainkan sebagai sanctuary
tempat perlindungan yang menenangkan dan memulihkan. Desain yang bersih, teratur, dan bebas dari kekacauan menjadi norma, menciptakan lingkungan yang mendukung kejernihan mental dan fokus.
Namun, ini bukan tentang menciptakan ruang yang steril atau dingin. Sebaliknya, ada penekanan kuat pada kehangatan, tekstur alami, dan koneksi dengan alam. Tren desain biophilic mengintegrasikan elemen-elemen alam ke dalam ruang hidup menjadi sangat populer. Ini termasuk penggunaan material alami seperti kayu reklamasi dan kaca daur ulang, palet warna yang terinspirasi dari bumi, dan tentu saja, kehadiran tanaman hias yang melimpah. Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyehatkan secara emosional dan spiritual, menjembatani kesenjangan antara kehidupan modern dan dunia alam.
Baca terkait: Gaya Hidup Berkelanjutan 2025: Revolusi Sirkular dan Peran AI dalam Menciptakan Masa Depan Hijau
Praktik Sehari-hari dalam ‘Low-Desire Living’
Mengadopsi gaya hidup rendah keinginan di tahun 2025 melibatkan praktik sadar dalam kehidupan sehari-hari:
- Detoks Digital Terjadwal: Secara teratur menjauhkan diri dari layar untuk menyegarkan pikiran, meningkatkan fokus, dan memperkuat hubungan di dunia nyata.
- Konsumsi yang Disengaja: Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya benar-benar membutuhkan ini? Apakah ini akan menambah nilai dalam hidup saya?” Ini membantu membedakan antara kebutuhan sejati dan keinginan sesaat.
- Menghargai Pengalaman: Mengalihkan pengeluaran dari barang-barang material ke pengalaman yang memperkaya jiwa, seperti bepergian, belajar keterampilan baru, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang dicintai.
- Menciptakan Ruang yang Mendukung: Secara aktif merancang rumah sebagai tempat yang mempromosikan ketenangan, dengan mengurangi kekacauan, memaksimalkan cahaya alami, dan membawa elemen alam ke dalam ruangan.
Di tahun 2025, low-desire living menawarkan jalan keluar dari tekanan masyarakat modern. Ini adalah undangan untuk mendefinisikan kembali kesuksesan dan kebahagiaan menurut standar kita sendiri, bukan menurut apa yang ditentukan oleh iklan atau media sosial. Dengan merangkul kesederhanaan dan menyatu dengan alam, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih tenang, lebih bermakna, dan pada akhirnya, lebih memuaskan.
Referensi:
1. Global Minimalist Lifestyle Trend: Current Status and Future Outlook. (2025, Mei 11). John Rector.
2. How Becoming Minimalist Can Help You Own Less in 2025. (n.d.). Becoming Minimalist.
3. How to Stay Organized and Embrace Minimalism in 2025. (n.d.). Ekster.
4. Embracing Warmth and Sustainability: Top Home Design Trends of…. (n.d.). Kuishi.
5. 17 Stunning Sustainable Decor Trends to Embrace for 2025. (2025, Januari 7). DecorMatters.